Pasti Timbul Pertanyaan kenapa hanya Marga Silitonga keturunan dari Tuan Dibangarna tidak tinggal bersama di Balige.
Cerita dari Nenek Moyang (Opung) mengatakan bahwa kepergian marga Silitonga dari Balige dikarenakan Kasih Sayang nya terhadap adiknya Sianipar.
Suatu Hari Tuan Dibangarna membagi semua harta warisannya kepada ke 3 anaknya, yaitu : Panjaitan,Silitonga,Siagian, yang mana pada saat itu Sianipar belum lahir.
Setelah beberapa tahun kemudian,lahirlah Raja Sianipar. Dan Ketiga Abangnya senang mendengarkan lahirnya Raja Sianipar.
Setelah Dewasa,Raja Sianipar pun bertanya kepada bapaknya Tuan Dibangarna "Mana Bagian untukku dari harta mu bapak", lalu Tuan Dibangarna pun berkata "Semua hartaku sudah kubagi kepada 3 abangmu, dan mintalah kepada abang-abangmu".
Dengan Sedih, lalu Sianipar pergi untuk meminta bagian harta orangtua mereka kepada ketiga Abangnya.
Sianipar bertanya kepada abangnya Raja Panjaitan, "Abang Berikan sedikit bagian harta yang telah diberikan orangtua kita kepadaku", tapi Raja Panjaitan Berkata "Tidak ada lagi, karena sudah kuberikan kepada anak-anakku". Lalu dengan rasa kecewa Sianipar pergi ke Abangnya Raja Siagian, dan bertanya "Abang Berikan sedikit bagian harta yang telah diberikan orangtua kita kepadaku", tapi Raja Panjaitan berkata "Tidak ada lagi, karena sudah kuberikan kepada anak-anakku". Dengan kecewa dan menangis Raja Sianipar pergi dan tanpa diketahui oleh Raja Sianipar ternyata didengarkan oleh abangnya Raja Datu Na Bolon Silitonga.
Raja Datu Na Bolon Silitonga memanggil Adiknya Raja Sianipar. Dengan isak tangis Raja Datu Na Bolon Silitonga berkata "Kenapa engkau menangis adik ku?", "Bapak kita tidak meninggalkan harta warisannya kepadaku, kenapa dia tidak memberikannya kepadaku?". Lalu dengan Senyum Raja Datu Na Bolon Silitonga berkata "Hanya itu kah yang kamu tangiskan adik ku ? hanya karena harta warisan orang tua kita ?". Dengan isak tangis Raja Sianipar menganggukkan kepalanya.
"Adik ku, jangan kamu tangiskan yang sudah ditetapkan orangtua kita, dan janganlah kamu terlalu banyak menuntut, tapi kalau hanya itu yang kamu tangiskan,ambillah semua bagian harta warisan yang diberikan orangtua kita kepadaku, dan akan aku carikan untuk diriku dan keturunanku, tapi engkau dan keturunan mu jangan pernah melupakan akan semua hal yang pernah ku berikan kepadamu". Raja Sianipar berkata " Jadi apa yang abang dapat dari bagian Harta Warisan Orangtua kita? Raja Datu Na Bolon Silitonga Berkata "aku akan pergi dari tanah ini dan mencari di tempat lain adikku". Sang Adik pun senang tapi masih terisak-isak melihat perlakuan dari abangnya ini berbeda dengan perlakuan dari abang-abangnya yang lain.
Lalu beberapa hari kemudian setelah Raja Datu Na Bolon Silitonga beserta Isterinya Br.Lubis, mengatakan Maksud dan tujuan kepada bapaknya Tuan Dibangarna tentang pemberian harta bagiannya untuk adiknya dan mencari bagiannya di tanah perantauan.
Pergilah Raja Datu Na Bolon Silitonga dengan di ikuti oleh keturunan dari Raja Simanjutak, Raja Panjaitan, Raja Tampubolon, Raja Pardede Ke Huta Sipahutar untuk membuka kampung baru.
Dengan ke empat saudaranya, Raja Datu Na Bolon Silitonga Ke Huta Sipahutar, ternyata di kampung/huta tersebut sudah ditempati oleh marga Sipahutar. Dengan kekuatan Datu/Dukun nya, maka Raja Datu Na Bolon Silitonga Menyerang Huta Sipahutar untuk mengusir Semua Marga Sipahutar Dari Kampung Tersebut. Dan Sampai Dengan Sekarang Huta/Kampung Sipahutar dihuni Oleh Marga SILITONGA
Demikianlah Cerita yang diberikan oleh Natua-tua (Orang Tua), kenapa Raja Datu Na Bolon Silitonga Pindah Ke Sipahutar.
Maaf apabila ada penulisan yang salah atau penghinaan kepada saudara/i yang membaca tulisan ini.
Terimakasih
ADAT DAN BUDAYA BATAK............BUDAYA BATAK,ADAT BATAK, SUKU BATAK, TAROMBO BATAK, RUMAH BATAK
Kamis, 23 April 2009
Legenda Sigale-gale
Dahulu kala ada seorang Raja yang sangat bijaksana yang tinggal di wilayah Toba. Raja ini hanya memiliki seorang anak, namanya Manggale. Pada zaman tersebut masih sering terjadi peperangan antar satu kerajaan ke kerajaan lain.
Raja ini menyuruh anaknya untuk ikut berperang melawan musuh yang datang menyerang wilayah mereka. Pada saat peperangan tersebut anak Raja yang semata wayang tewas pada saat pertempuran tersebut.
Sang Raja sangat terpukul hatinya mengingat anak satu-satunya sudah tiada, lalu Raja jatuh sakit. Melihat situasi sang Raja yang semakin hari semakin kritis , penasehat kerajaan memanggil orang pintar untuk mengobati penyakit sang Raja, dari beberapa orang pintar (tabib) yang dipanggil mengatakan bahwa sang Raja sakit oleh karena kerinduannya kepada anaknya yang sudah meninggal. Sang tabib mengusulkan kepada penasehat kerajaan agar dipahat sebuah kayu menjadi sebuah patung yang menyerupai wajah Manggale, dan saran dari tabib inipun dilaksanakan di sebuah hutan.
Ketika Patung ini telah selesai, Penasehat kerajaan mengadakan satu upacara untuk pengangkatan Patung Manggale ke istana kerajaan. Sang tabib mengadakan upacara ritual, meniup Sordam dan memanggil roh anak sang Raja untuk dimasukkan ke patung tersebut. Patung ini diangkut dari sebuah pondok di hutan dan diiringi dengan suara Sordam dan Gondang Sabangunan.
Setelah rombongan ini tiba di istana kerajaan , Sang Raja tiba-tiba pulih dari penyakit karena sang Raja melihat bahwa patung tersebut persis seperti wajah anaknya.
Inilah asal mula dari patung Sigale-gale (Patung putra seorang Raja yang bernama Manggale).
SUMBER : SAMOSIR
Langganan:
Postingan (Atom)